Cerpen Dewi Pengintai
Sepertinya udara pagi ini sangat menyejukkan, aku buka jendela kamarku agar aku bisa menghirup segarnya udara luar. Aku cek jadwal di meja kerjaku. Ternyata hari ini tidak benar-benar sibuk seperti dua hari yang lalu saat aku menyelesaikan kasus pembuhunan berantai itu, tetapi aku harus selalu siap siaga jika harus menyelesaikan urusan mendadak. Perkenalkan nama ku Sri Stevanie Gillbert. Jarang sekali orang mengetahui nama asli ku. Orang-orang memanggilku Dewi Pengintai, karena saat menyelesaikan kasus ku, aku selalu melihat kejadian yang baru-baru terjadi atau beberapa tahun yang lalu saat aku tidur di lokasi kejadian dalam mimpi ku. Kelebihan aku ini menakdirkan aku menjadi detektif rahasia yang bekerja sama dengan kepolisian di Prancis.
Setelah sarapan, aku berangkat menuju ruang khusus di kepolisian daerah Amboise. Tak jauh dari tempat tinggalku, sampailah disana. Kepala Kepolisian Amboise mendatangiku dan menyuruhku bergegas untuk ikut dengannya tanpa bicara sepatahpun, beliau hanya memberiku selembar kertas. Jika sudah begini pasti ada masalah yang harus diselesaikan. “Bonjour, Monsieur” sapaku kepada pelapor. Sang pelapor yang terlihat sudah tua sekitar umur 60 tahun menceritakan masalahnya “Saya memiliki perusahaan tambang emas yang rugi 50% . Biasanya setiap bulannya laba perusahaan meningkat tajam. Anehnya mengapa sekarang jadi rugi. Padahal saya sudah cek semua bagian perusahaan tidak ada masalah sedikitpun”. Masalah kedua, lanjut ceritanya“Saya memiliki anak lima. Dua laki-laki dan tiga perempuan. Saya pikir umur saya tidak lama lagi, saya harus membagi sama rata warisan kepada mereka. Tapi ada satu si bungsu. Anak perempuan saya yang hilang, saat itu saya sedang bertugas ke Indonesia tahun 1998 untuk menyelesaikan masalah, karena saat itu Indonesia sedang krisis moneter. Saya menyelesaikan permasalahan perusahaan, pada saat itu anak perempuan saya yang masih berusia satu tahun ingin ikut dengan saya, awalnya tidak saya izinkan. Namun tetap memaksa ingin ikut. Akhirnya saya memperbolehkannya ikut tapi di jaga oleh tukang pukul dari perusahaan saya. Singkat cerita, anak perempuan saya hilang, saat saya pergi menyelesaikan permasalahan perusahaan saya di Indonesia. Saya sudah bertanya pada tukang pukul, namun kata mereka tidak ada yang masuk kedalam kamar Anne. Sudah bertahun-tahun saya mencari namun tetap tidak ketemu. Segala cara telah saya lakukan, tapi tetap hasilnya sama. Sebelum saya tutup usia, saya ingin bertemu anak perempuan saya itu dan dapat membagi warisan sama rata. Karena saya takut kakak-kakaknya mengambil hak Anne. Saya mendengar bahwa anda mahir dalam urusan mengintai. Mohon bantuannya” sang pelapor mengakhiri ceritanya. “Baiklah, Pak. Bolehkah saya ke perusahaan bapak untuk melihat bayangan kejadian?” tanyaku.
Kami berangkat menuju perusahaan Pak Franklin. Disambut dengan istrinya Kurnia Dewiyanti. Aku mengamati sekeliling ruangan perusahaan dengan seksama. Naluri ku berkata untuk masuk ke ruangan Pak Franklin. Disana aku menjumpai anak kedua dari pak Franklin yang telah diceritakannya berlanjut saat di perjalanan. “Bonjour.” Sapanya. Lalu aku membalas sapaan Frans. Disana terlihat aneh dengan muka Frans melihat kedatanganku. Aku mulai mencurigai Frans anak kedua dari pelapor. Aku meminta waktu untuk melihat kejadian yang baru terjadi di ruangan Pak Franklin. Benar saja. Aku melihat Frans yang sedang mengambil dokumen yang diletakkan seperti ruangan rahasia. Kecurigaanku pada Frans semakin-makin. Ini baru bayangan kejadian pertama. Aku harus menyelidikinya lebih lanjut. Ku datangi kamar Frans dan melihat bayangan kejadian selanjutnya. Kini aku tahu jawaban dari permasalahan pertama pak Franklin. Jelas sekali aku melihat drama dalam kamar Frans hampir terjadi pertumpahan darah. Untung saja ada seseorang yang masuk untuk melerainya. Aku tahu permasalahan antar keluarga ini kerap terjadi dalam perusahaan keluarga. Baiklah, akan aku simpulkan permasalahan dan membicarakannya dengan Pak Franklin. Aku harus menyelesaikan permasalahan kedua dari Pak Franklin. Kata Pak Franklin, anak bungsunya hilang saat di rumah megah yang dimiliki Pak Franklin, di daerah Kelapa Gading. Aku meminta izin kepada Kepala Kepolisian untuk membawa 4 penyelidik dari pihak kepolisian. Setelah mendapat izin. Aku bersama tim ku terbang ke Indonesia.
Sampai disana aku tidak punya waktu untuk istirahat, dan langsung pergi ke tempat kejadian hilangnya putri bungsu Pak Franklin. Saat masuk kedalam ruangannya seperti tidak asing denganku. Aku mulai tidur untuk melihat bayangan kejadian. Kepalaku pusing karena memaksakan diriku untuk masuk ke dimensi ditahun 2007. Akhirnya aku meminta tim penyelidik untuk terus menyelidiki setiap bagian dari rumah megahnya Pak Franklin. Dan aku tertidur di kamar yang ternyata itu adalah kamar Anne. Ketika tertidur disana, aku mimpi dibawa paksa oleh seseorang yang memakai jubah hitam membawaku keluar dari pintu rahasia yang sengaja dibuatnya, bahkan selama aku tinggal disana tidak tahu bahwa ada pintu itu. Aku terbangun dengan posisi terkejut saat dalam mimpi aku jatuh terbentur. Lalu aku ke kamar mandi untuk membasuh muka dengan air. Aku melihat seperti bekas pintu rahasia yang mulai rapuh. Pintu itu jika dari luar memang tidak terlihat mencurigakan. Hanya orang-orang terlatih saja yang mengetahui pintu rahasia seperti itu. Melihat pintu rahasia aku teringat dengan mimpi ku. Aku semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Dan apakah ada kaitanyya denganku. Aku memutuskan untuk kembali ke Prancis. Sesampainya di Flat ku. Aku berbaring memikirkan, apa kaitanya mimpi yang selalu menghantuiku dengan pintu yang aku temui tadi. Terlihat mirip sekali namun ada beberapa bagian yang telah hilang dari pintu itu. “Apakah aku putri bungsu Pak Franklin?” batinku. “Ahh, tapi mana mungkin” aku mengingat masa kecilku. Aku tidak ingat apa-apa selain ibu Panti dan teman-teman di panti asuhan dulu sebelum aku pindah ke Prancis. Kata ibu panti aku diajak ibu karena berjalan kebingungan lewat depan panti. Namun ibu menemukan kertas yang aku pegang dengan tulisan Sri Stevanie Gillbert, begitulah kata ibu panti saat aku berumur 17 tahun lalu. Masalah ini semakin membuatku bingung. Tiba-tiba handphone berdering dari Pak Brown “Bonjour. Aku menemukan kalung bertuliskan Anne didekat kamar mandi”. “Baiklah Pak. Jika tidak ada lagi yang harus diselidiki kembali saja ke Prancis” jawabku. Lalu Pak Brown menjawab “Siap, Laksanakan”. Walaupun usia ku masih 21 tahun namun, rekan-rekan kepolisian Prancis menghormatiku.
Bunyi bel flat ku berbunyi, aku membukakan pintu. Aku kaget ketika Pak Franklin langsung memelukku ketika pintu terbuka. “Aku tahu, bahwa kau adalah Anne” kata Pak Franklin sambil menangis. Aku semakin tidak mengerti. Lalu Pak Franklin bertanya “Apakah nama lengkapmu Sri Stevanie Gillbert?” tanya beliau. Aku terkejut dan semakin yakin bahwa akulah putri bungsu yang hilang itu. Aku bertanya “Bagaimana bapak tahu nama saya?” tanya ku. “Karena aku lah yang membawa paksa dengan jubah hitam itu dan aku melihat kecerdikan kamu yang memegang kertas bertuliskan nama seakan-akan ada sesuatu yang akan terjadi yang telah kamu ketahui. Lalu ketika aku telah membawamu masuk ke mobil, sampai di tujuan kamu telah hilang dari mobil, entah dari mana kamu keluar. Padahal saat itu aku hendak membawamu pergi dari keroyokan pribumi yang tidak suka dengan perusahaan. Lalu, agar wajahku tidak terlihat maka aku memakai jubah hitam itu. Saat aku tahu bahwa kamu langsung pulang saat merasa pusing memasuki dimensi yang jauh. Aku tahu semua sifat dan kebiasaanmu dari kepala kepolisian, beginilah cara terakhir untuk dapat meyakinkan aku dan dirimu, anakku” Aku mulai mengerti apa yang telah terjadi. Aku menangis terharu. Selama ini aku tidak memikirkan aku anak siapa? Mengapa tega aku dibuang oleh orangtua ku. Akhirnya aku menemukan ayahku. Sungguh rencana tuhan yang sangat indah. Aku termasuk orang yang tidak terlalu senang dan tidak terlalu sedih ketika menghadapi masalah langsung bertanya kepada Pak Franklin yang ternyata ayahku ini “Ayah, aku tahu bahwa kakak pertama lah yang menjadikan kak Frans sebagai boneka untuk menguasai perusahaan ayah. Itulah mengapa terjadi kerugian 50% pada perusahaan ayah. Aku tahu dari bayangan kejadian saat aku berada di perusahaan ayah” Kataku. “Iya nak, biarlah urusan itu diselesaikan olehmu.” Jawab ayah. Aku terkejut dan bertanya “Maksud ayah?” “Kamu akan tahu maksud ayah, Nak” jawabnya singkat tidak tertarik melanjutkan pembicaraan
Komentar
Posting Komentar